Kamis, 14 Oktober 2010

PELINDUNG yang BERBAHAYA

Apa ini?? Pelindung kok berbahaya…

Kata2 ini muncul ketika saya melihat makanan2 yang dibungkus dengan koran “dengan rapi”…

Waw…

Makanan2 ini bukannya dilindungi,tp malah dicemari…


Kenapa begituu??

Koran yg digunakan sebagai bungkus tersebut terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan.

terus, apa sebenarnya timbal itu???

Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum. Logam ini termasuk dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada tabel periodik unsur kimia.

Timbal adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Timbal dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah

hitam. Timbal terakumulasi di lingkungan, tidak dapat terurai secara biologis dan toksisitasnya tidak berubah sepanjang waktu. Timbal bersifat toksik jika terhidup atau tertelan oleh manusia dan di dalam tubuh akan beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali di dalam ginjal dan otak, dan disimpan di dalam tulang dan gigi.

Apa bahayanya?

Bila logam tersebut masuk ke dalam tubuh lewat makanan, selain akan menganggu sistem syaraf, kelumpuhan dan kematian dini, juga dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak-anak.

Gimana sih perjalanan timbal di tubuh kita?

Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah, kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati,otak, saraf dan tulang.

Keracunan timbal ini pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) dan paralysis (kelumpuhan).

Keracunan yang terjadi pun bisa bersifat kronis dan akut.


Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus dengan Koran karena pengetahuan yang kurang dari si penjual.

Seringkali saya melihat penjual gorengan yg menyiapkan koran, dengan tujuan agar minyak pada gorengan tersebut terserap…

Padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal makanan tsb.

Oiya…selain berasal dr koran, sebenarnya kontaminasi timbal jg berasal dari asap kendaraan bermotor, zat warna tekstil, dan limbah industri.





Menurut data yang dikeluarkan Bapedal DKI tahun 1998, kadar timbal yang melayang-layang di udara Jakarta rata-rata telah mencapai 0,5 mikrogram/m3 udara. Untuk kawasan tertentu, seperti terminal bus dan daerah padat lalu lintas, kadar timbal bisa mencapai 2-8 mikrogram per meter kubik.

Waw… itu data tahun 1998, trus kalo tahun 2010… bukannya lebih banyaak yaa…

Karena itu, pencemaran ini menyebabkan sayuran yang ditanam dekat jalan padat lalu lintas, mengandung timbal di atas ambang batas yang ditentukan oleh WHO.

Begitu pula makanan jajanan di sekitar terminal bus, tak terhindarkan lagi dari kontaminasi timbal.

-.-“

Sumber lain adalah peralatan dapur, khususnya yang digunakan untuk memasak dan menyajikan makanan. Timbal yang terdapat pada lapisan gelas yang terbuat dari keramik Cina, porselen, atau tanah liat dapat larut oleh makanan yang bersifat asam. Air minum yang disalurkan lewat pipa timbal akan tinggi kandungan timbal yang terlarut dalam air tersebut. Demikian pula makanan kaleng akan tinggi kandungan timbalnya bila masih menggunakan teknologi pematrian dengan timbal (Pb).

Sebenarnya, makanan sudah mengandung timbal, berikut adalah daftar kelompok makanan yang tercemar timbal :

1. Makanan kaleng : 50 - 100 mikrogram/kg.

2. Hasil ternak (hati, ginjal) : 150 mikrogram/kg.

3. Daging : 50 mikrogram/kg.

4. Ikan : 170 mikrogram/kg.

5. Udang dan kerang : >250 mikrogram/kg.

Trus gimana?

Emang gag gampang sih…

Tapi setidaknya kita bs berusaha ;)

Hindari beberapa sumber timbal, seperti peralatan masak dan makanan kaleng yang dipatri dengan timbal.

Cara pencegahan yang lain adalah membiasakan keluarga untuk mengkonsumsi makanan mengandung serat tinggi. Buah-buahan, sayuran, bawang dan kacang-kacangan, adalah beberapa di antaranya. Serat makanan bahan tadi, seperti pektin, lignin, dan beberapa hemiselulosa dari polisakarida lain yang larut dalam air, vitamin C, serta bioflavanoid dapat menetralkan timbal dan mengurangi penyerapan logam berat melalui sistem pencernaan kita.

*Dimulai dari diri sendiri dan keluarga…

^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan